Selasa, 28 Maret 2017

Potensi dan Masalah

Potensi

Kota Surabaya memiliki beberapa kawasan strategis yang dapat dikembangkan , antara lain :

1. Kawasan Pergudangan dan Industri Margomulyo di Kecamatan Asemrowo dan Kecamatan Benowo berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun Ditinjau dari aksesbilitas karena letaknya berdekatan dengan pelabuhan Tanjung Perak dan Jalan Tol Sidoarjo–Surabaya–Gresik, Kawasan Industri dan Pergudangan Margomulyo merupakan kawasan strategis untuk dioptimalisasi dan dikembangkan dengan orientasi pada industry smart and clean dengan didukung oleh infrastruktur yang memadai.

2. Kawasan pusat perdagangan dan perkantoran, kawasan Tunjungan merupakan salah satu pusat kota yang sangat potensial untuk terus dikembangkan karena memiliki sejarah dan mengalami masa keemasan pada dekade 1940 hingga akhir 1970an dengan karakteristik shopping-street dan shopping arcade, sehingga dikenal dan menjadi salah satu icon kota Surabaya dengan Jargon “Rek Ayo Rek Mlaku – Mlaku nang Tunjungan”.

3. Kawasan Kaki Jembatan Wilayah Suramadu-Pantai Kenjeran dan Kawasan Kota Tepi Pantai (Waterfront City) di Kecamatan Bulak memiliki potensi untuk menjadi wisata pesisir dan laut.

4. Kawasan Kota Lama Surabaya di Kecamatan Krembangan, Kecamatan Pabean Cantian, Kecamatan Semampir dan Kecamatan Bubutan . Kawasan ini merupakan kawasan yang pada era kolonial terdelienasi sebagai kawasan eropa, kawasan arab dan kawasan cina.

Masalah


1. Masih tingginya angka pengangguran 


2. Stabilitas keamanan menurun , dapat dilihat dari banyaknya jumlah demonstrasi yang terjadi 


3. Masih banyak dijumpai permukiman kumuh di Kota Surabaya, seperti di daerah pinggiran rel atau bantaran sungai

4. Terjadi banjir di beberapa titik saat musim hujan 

Kondisi Eksisting


Kependudukan 

Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta , tidak heran apabila jumlah penduduk di Kota Surabaya juga tinggi. Banyak faktor yang mendukung penambahan jumlah penduduk, yaitu kelahiran dan penduduk yang datang. Berikut merupakan jumlah penduduk dari tahun 2011-2015 berdasarkan Data BPS


Sebagai kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Timur, migrasi merupakan hal yang biasa. Tingkat migrasi di Kota Surabaya tinggi , banyak penduduk yang datang dengan berbagai macam tujuan , baik mencari pekerjaan atau bersekolah. Berdasarkan data BPS, berikut merupakan tingkat migrasi di Kota Surabaya tahun 2011-2015 


Dari piramida penduduk seperti gambar di bawah ini menunjukkan bahwa struktur penduduk Kota Surabaya didominasi usia yang potensial yaitu mulai dari usia 25 – 59 tahun sebesar 1.571.942 jiwa atau 53,4 % dibanding usia sekolah mulai jenjang PAUD sampai dengan perguruan tinggi yaitu usia 5 – 24 tahun sebesar 1.075.396 jiwa atau 36,5 %, sedangkan penduduk usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas sebesar 296.190 atau 10,1%.

Kesejahteraan Sosial

Pendidikan

Upaya mengawal masyarakat Surabaya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, senantiasa menjadi agenda penting Pemerintah Kota Surabaya setiap tahunnya. Terkait dengan data dari dunia pendidikan, terjadi peningkatan yang signifikan di setiap jenjang pendidikan yang ada. Untuk perguruan tinggi, data Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), menunjukkan total mahasiswa S1,S2,S3 tahun ajaran 2014/2015 meningkat menjadi 21.358 mahasiswa. Dari Universitas Airlangga,  jumlah mahasiswa tahun 2015 sebanyak 9.717 orang, dengan lulusan sebanyak 322. Data dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), jumlah mahasiswa aktif di tahun 2014 sebanyak 26.961 orang.

Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya melaporkan, tahun 2015 di Kota Pahlawan ini tercatat 387 taman baca dan 2 Perpustakaan Umum. Dengan jumlah petugas sebanyak 461 orang dan pengunjung terbanyak datang dari kalangan pelajar, yakni sejumlah 19.847.916 orang.

Kesehatan


Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah salah satunya dapat diukur dengan meningkatnya angka harapan hidup (AHH) dan penurunan balita gizi buruk.


AHH penduduk Kota Surabaya yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, Tabel di atas menunjukkan program dan kegiatan pada sektor lingkungan, kesehatan, sosial dan penanggulangan kemiskinan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Namun demikian perlu ditingkatkan dan dikembangkan program-program inovasi untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik/lebih tinggi.



Status gizi masyarakat pada balita di Kota Surabaya secara umum terus menunjukkan kemajuan signifikan yang ditandai dengan menurunnya angka prevalensi gizi buruk pada balita. Berikut ini merupakan rekapitulasi data prevalensi balita gizi buruk tahun 2011-2015.



Ketenagakerjaan

Dengan semakin bertambahnya penduduk maka tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah penduduk usia kerja (tenaga kerja) dari tahun ke tahun semakin meningkat, namun hal ini belum diiringi dengan perkembangan lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan pengangguran. Beberapa faktor yangmenyebabkan semakin tingginya tingkat pengangguran di Kota Surabaya antara lain faktor kependudukan yang terdiri dari jumlah penduduk usia produktif yang cukup tinggi namun tidak dibekali dengan ketrampilan dan mental kerja, tingkat pendidikan rendah, tingkat urbanisasi yang tinggi serta faktor jumlah lapangan kerja yang terbatas, faktor tenaga kerja kontrak (outsourcing), dan faktor pemutusan hubungan kerja. Berikut adalah rekap data tentang tingkat pengangguran terbuka Tahun 2011-2015.

Ekonomi

Kinerja perekonomian Kota Surabaya dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi per kategori lapangan usaha. Selama kurun waktu 5 tahun pertumbuhan kategori pembentuk PDRB Kota Surabaya tumbuh cukup bervariasi.

Prasarana

Air Bersih




Untuk peningkatan pelayanan air bersih perkotaan, Pemerintah Kota Surabaya dan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya telah melakukan upaya pembangunan jaringan pipa tersier, pemasangan sambungan rumah, master meter, pembangunan reservoir, rehabilitasi jaringan pipa distribusi dan penggantian meter air pelanggan. Hingga tahun 2015 cakupan layanan air bersih di Kota Surabaya telah mencapai 92,66% dan akan terus dioptimalkan pelayanannya dalam mencapai target 100% sesuai dengan yang diamanatkan secara nasional pada program 100-0-100.

Drainase


Pemerintah Kota Surabaya mengupayakan pengembangan dan optimalisasi kinerja sistem drainase karena kondisi geografis Kota Surabaya yang relatif datar dan berada di pesisir pantai sehingga mengakibatkan sistem drainase kota tidak hanya dipengaruhi oleh hujan, namun juga oleh pasang surut air laut. Pemerintah Kota Surabaya telah dan akan terus melakukan upaya peningkatan sarana prasarana pematusan antara lain melalui pembangunan dan normalisasi saluran, peningkatan kapasitas pompa, pembangunan rumah pompa baru, boezem, tanggul laut, dan pemasangan smart water level di rumah pompa lainnya.


Peta Genangan dan Sistem Drainase





Sarana

Fasilitas kesehatan di Kota Surabaya terdiri dari, 38 Rumah Sakit Umum, 4 Rumah Sakit Bersalin, 1 Rumah Sakit Mata, 1 Rumah Sakit Jiwa, 1 Rumah Sakit Penyakit Dalam, 122 Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, dan 21 Rumah Bersalin. Sebagai sarana penunjang ibadah, Kantor Departemen Agama Kota Surabaya memiliki 1.252 masjid, 1.659 musholla, 1.849 gereja, 799 gereja Katolik, 32 vihara, 40 pura, dan 8 klenteng. 



Rencana Sistem Pusat Pelayanan dan Fungsi Kegiatan Wilayah



Rencana Sistem Pusat Pelayanan dan Fungsi Kegiatan Wilayah di Kota Surabaya dibagi dalam 12 Unit Pengembangan, yaitu :

a. Unit Pengembangan I Rungkut, meliputi wilayah Kecamatan Rungkut, Kecamatan Gunung Anyar dan Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Dengan pusat Unit Pengembangan di kawasan Rungkut Madya memiliki fungsi utama permukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa, lindung terhadap alam dan industri;

b. Unit Pengembangan II Kertajaya, meliputi wilayah Kecamatan Mulyorejo dan Kecamatan Sukolilo. Dengan pusat Unit Pengembangan di kawasan Kertajaya Indah–Dharmahusada Indah dengan fungsi utama permukiman, perdagangan, pendidikan, dan lindung terhadap alam;

c. Unit Pengembangan III Tambak Wedi, meliputi wilayah Kecamatan Bulak dan Kecamatan Kenjeran. Dengan pusat Unit Pengembangan di kawasan kaki Jembatan Suramadu memiliki fungsi utama permukiman, perdagangan dan jasa, rekreasi dan lindung terhadap alam;

d. Unit Pengembangan IV Dharmahusada, meliputi wilayah Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng. Dengan pusat Unit Pengembangan di kawasan Karangmenjangan memiliki fungsi utama permukiman, perdagangan, pendidikan dan kesehatan;

e. Unit Pengembangan V Tanjung Perak, meliputi wilayah Kecamatan Semampir, Kecamatan Pabean Cantian dan Kecamatan Krembangan. Dengan pusat Unit Pengembangan di kawasan Tanjung Perak memiliki fungsi utama pelabuhan, kawasan militer, kawasan industri strategis, perdagangan dan jasa, dan lindung terhadap bangunan dan lingkungan cagar budaya;

f. Unit Pengembangan VI Tunjungan, meliputi wilayah Kecamatan Simokerto, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Genteng dan Kecamatan Tegalsari. Dengan pusat Unit Pengembangan di kawasan Tunjungan memiliki fungsi utama permukiman, pemerintahan, dan perdagangan dan jasa;

g. Unit Pengembangan VII Wonokromo, meliputi wilayah Kecamatan Sawahan dan Kecamatan Wonokromo. Dengan pusat Unit Pengembangan di kawasan Wonokromo memiliki fungsi utama permukiman, perdagangan dan jasa, dan militer;

h. Unit Pengembangan VIII Satelit, meliputi wilayah Kecamatan Dukuh Pakis dan Kecamatan Sukomanunggal. Dengan pusat Unit Pengembangan di kawasan Segi Delapan Satelit memiliki fungsi utama permukiman, perdagangan dan jasa, industri, dan militer;

i. Unit Pengembangan IX Ahmad Yani, meliputi wilayah Kecamatan Jambangan, Kecamatan Wonocolo dan Kecamatan Gayungan. Dengan pusat Unit Pengembangan di kawasan Jl. Ahmad Yani memiliki fungsi utama permukiman, pemerintahan, perdagangan dan jasa;

j. Unit Pengembangan X Wiyung, meliputi wilayah Kecamatan Wiyung, Kecamatan Karang Pilang dan Kecamatan Lakarsantri. Dengan pusat Unit Pengembangan di sekitar kawasan Wiyung memiliki fungsi utama permukiman, pendidikan, industri dan lindung terhadap alam;

k. Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangon, meliputi wilayah Kecamatan Benowo, Kecamatan Tandes, dan Kecamatan Asem Rowo. Dengan pusat Unit Pengembangan di kawasan Tambak Oso Wilangon memiliki fungsi utama pelabuhan, permukiman, perdagangan dan jasa, industri, dan lindung terhadap alam;

l. Unit Pengembangan XII Sambikerep, meliputi wilayah Kecamatan Pakal dan Kecamatan Sambikerep. Dengan pusat Unit Pengembangan di kawasan Sambikerep memiliki fungsi utama permukiman, perdagangan dan jasa dan lindung terhadap alam.

Senin, 27 Maret 2017

Gambaran Umum


Kota Surabaya dalam Peta Provinsi Jawa Timur

Kota Surabaya adalah Ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia, sekaligus menjadi kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Timur dan menjadi kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Secara geografis, Kota Pahlawan ini berada antara 07.210 Lintang Selatan sampai dengan 112.540 Bujur Timur. Kota Surabaya memiliki luas sekitar 350,54 km² . Batas wilayah Kota Surabaya adalah : 


Batas Utara : Selat Madura

Batas Selatan : Kabupaten Sidoarjo

Batas Timur : Selat Madura

Batas Barat : Kabupaten Gresik


Peta Kota Surabaya




Kota Surabaya dibagi dalam 5 wilayah, memiliki 31 kecamatan dan 163 kelurahan. Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Benowo dan paling kecil adalah Kecamatan Simokerto. 


Temperatur Kota Surabaya cukup panas, yaitu rata-rata antara 27,6°C – 30,3°C dengan tekanan udara rata-rata antara 1010,0 – 1013,5 Mbs dan kelembaban antara 63% - 80%. Kecepatan angin terendah yakni 5,8 knot, dan tertinggi 8,8 knot sedangkan kecepatan maksimumnya adalah 22 knot dan arah terbanyak dari Timur, curah hujan rata-rata antara 154,3 – 241,2 mm. 

Wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3-6 m di atas permukaan air laut, kecuali di Sebelah Selatan ketinggian 25-50 m di atas permukaan air laut. Jenis Tanah yang terdapat di Wilayah Kota Surabaya terdiri atas Jenis Tanah Alluvial dan Grumosol, pada jenis tanah Alluvial terdiri atas 3 karakteristik yaitu Alluvial Hidromorf, Alluvial Kelabu Tua dan Alluvial Kelabu.

Potensi dan Masalah

Potensi Kota Surabaya memiliki beberapa kawasan strategis yang dapat dikembangkan , antara lain : 1. Kawasan Pergudangan dan Industri...